Senin, 07 Februari 2011

Berkenalan dgn Domba Garut

Domba Garut, sudah sangat terkenal dimasyarakat kita....nama latin Ovies Aries, domba ini adalah hasil persilangan dari 3 rumpun bangsa domba: Merino – Australia, Kaapstad dari Afrika dan Jawa Ekor Gemuk di Indonesia. Domba Jawa Ekor Gemuk sudah ada sebelumnya sejak lama sebagai jenis domba lokal, Domba Merino dibawa oleh pedagang Belanda ke Indonesia sedangkan Domba Kaapstad didatangkan para pedagang Arab ke tanah Jawa sekitar abad ke-19.
Domba Garut adalah jenis domba tropis bersifat profilik yaitu :
Dapat beranak lebih dari 2 (dua) ekor dalam 1 siklus kelahiran. Di mana dalam periode 1 tahun, Domba Garut dapat mengalami 2 siklus kelahiran. Domba ini memiliki berat badan rata-rata di atas domba lokal Indonesia lainnya.
Domba jantan dapat memiliki berat sekitar 60 – 80 kg bahkan ada yang dapat mencapai lebih dari 100 kg. Sedangkan domba betina memiliki berat antara 30 – 50 kg.
Ciri fisik Domba Garut jantan yaitu bertanduk, berleher besar dan kuat, dengan corak warna putih, hitam, cokelat atau campuran ketiganya. Ciri domba betina adalah dominan tidak bertanduk, kalaupun bertanduk namun kecil dengan corak warna yang serupa domba jantan.
Domba Garut merupakan plasma nutfah terlangka di dunia karena postur hewan ternak ini nyaris menyerupai bison di USA. Populasi Domba Garut terbesar di Indonesia tentunya ada di wilayah provinsi Jawa Barat dengan lokasi daerah penyebaran antara lain: Garut, Majalengka, Kuningan, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta.

Mungkin hampir sebagian orang lebih mengenal hewan ternak Domba Garut identik dengan domba aduan yang berlaga di arena adu ketangkasan. Domba Garut adalah hewan ternak eksotis. Memanglah betul bila sampai saat ini di kalangan masyarakat provinsi Jawa Barat masih menggemari adu ketangkasan domba, akan tetapi perlu untuk diluruskan bahwa arena adu ketangkasan yang ada sekarang tidak memperbolehkan pertarungan 2 ekor domba jantan sampai titik darah penghabisan.
Telah dilakukan perubahan peraturan oleh organisasi Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) yang saat ini dipimpin oleh Drs. H.A.M Sampurna, MM. selaku ketua umum dan Drs. H. Uu Rukmana selaku ketua wilayah provinsi Jawa Barat. Arena adu ketangkasan saat ini lebih menjadi arena seni dan budaya yaitu tempat bertemunya silaturahmi antar peternak, penghobi, show room, transaksi bibit domba berkualitas serta objek wisata. Beberapa nama seperti kang Ibing, dalang Asep Sunarya merupakan nama yang cukup dikenal sebagai penghobi dan pemilik Domba Garut berkualitas.
Hobi memelihara ternak Domba Garut dijamin tidak akan kalah kepuasannya dengan memelihara jenis hewan lainnya seperti kucing, ikan dan sebagainya. Suatu kepuasan ketika tanduk Domba Garut jantan dapat terbentuk dan tumbuh maksimal ataupun dengan keindahan corak serta warna bulu yang dihasilkan. Sepatu boot, bertopi koboi, pakaian hitam adalah ciri penghobi ketika datang ke arena seni dan budaya adu ketangkasan. Dan jangan salah, harga 1 ekor ternak Domba Garut jantan berkualitas dikalangan penghobi dapat bernilai di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang ratusan juta rupiah.

Namun yang patut dikhawatirkan pada kondisi saat ini adalah populasi Domba Garut berkualitas yang kian menyusut dan dapat terancam punah di mana bertolak belakang dengan sifat profilik yang dimilikinya. Kurangnya perhatian serius terhadap sektor usaha pembibitan menjadikan populasi Domba Garut unggulan agak sukar ditemukan. Dan ini pula yang menjadikan hewan ternak Domba Garut untuk kebutuhan ibadah kurban kian mahal harganya.
Kondisi tersebut tentunya sangat disayangkan, terlebih bila kita tahu potensi ekonomis hewan ternak Domba Garut yang tidak hanya identik dengan domba aduan, kualitas daging Domba Garut juga memiliki nilai gizi yang cukup baik dibandingkan dengan kambing untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Bahkan tidak hanya dimanfaatkan dagingnya saja, kulit Domba Garut dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan jaket berkualitas. Data tahun 2005 yang didapat dari website kabupaten Garut, industri jaket berbahan baku kulit Domba Garut dapat menyerap 2.656 tenaga kerja dengan nilai ekspor Rp. 84,7 milyar ke berbagai negara tujuan seperti Singapura, Malaysia, Taiwan dan Australia. Kotoran ternak Domba Garut pun dapat memberikan keuntungan dan nilai manfaat bila diolah dengan baik yaitu sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik

Potensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak Domba Garut untuk memenuhi kebutuhan tahunan ibadah kurban. Kemudian menyusul kebutuhan konsumsi daging harian baik itu rumah tangga, restoran dan warung sate. Selanjutnya adalah kebutuhan aqiqah, dan terakhir adalah penghobi yang selalu mencari bibit Domba Garut jantan unggulan.

(sumber: http://ekuat.org)

Senin, 24 Januari 2011

Bangun Komunitas...sinergi menuju pertumbuhan

Alhamdulillah...setelah mulai melangkah, ada saja kemudahan yang Allah berikan. Beberapa waktu yang lalu, bertemu dengan kawan lama, P Muhidin pengelola Yayasan Rumah Yatim Ihsan Sabiluna, yang saat ini mengasuh 37 anak yatim. Sudah lama terpendam keinginan untuk terlibat dalam aktivitas ini...karena keyakinan dan kerinduan untuk hidup bahagia di akhirat kelak....kami mengobrol sejenak, melepas kangen. Saya sampaikan keinginan mengembangkan usaha ternak domba dan usaha layanan aqiqah. Sekiranya kelak Allah mudahkan, ijinkan saya menjadikan Yayasan bapak sebagai mitra kami....sekiranya ada ahlul aqiqah yang menitipkan aqiqahnya pada anak yatim yang dikelola, bolehkan kami minta kesediannya untuk bekerjasama dalam semangat amanah dan profesionalisme....mudah2an bisa terlaksana pak....mohon do'anya...amin.

Ahad, 23 Jan 2011 bertemu lagi dengan kawan lama, pemuda Serpong tulen...akh Sambodo. Kawan satu ini dikenal luas pergaulannya, aktivitas lapangan nya cukup memadai. Saya sampaikan rencana peternakan kami...alhamdulillah, rasanya kami akan bisa bekerjasama dalam pemasaran nantinya.

Ehh...ada ilmu baru yang saya dapat dari nya...ternyata, darah hasil potong domba bisa dijadikan pakan ikan, terntunya dengan proses pengolahan terlebih dahulu. Dan ternyata....mas sambodo ini sudah pernah melakukannya...sayang sekarang sedang sulit mencari darah domba disekitar sini pak...mesti jauh...wahh, saya akan punya banyak nanti, canda saya....do'ain ya....insya Allah.
Satu ilmu yang membuat penasaran....ehm, tunggu tanggal mainnya.

Kalau ini berkembang....rasanya bisa punya peternakan ikan nantinya....sinergi yang baik ! alhamdulillah....silaturrahmi yang menumbuhkan...

Sore hari....saya merenung, dan menemukan rumusan yang sudah lama saya dengar, tapi semakin indah saat dilaksanakan....kalau mau tumbuh dan sukses, Bangun Komunitas !

Salam Sahabat Domba....

Kamis, 20 Januari 2011

Jelajah alam...studi banding cara membuat kandang

Sabtu, 9 jan 11...perjalanan sederhana menuju ciampea kab bogor. Jalan berliku ditemani hijau daun, pepohonan, hamparan sawah, gemericik air dan ketenangan...memberi sensasi tersendiri. Semakin yakin...suatu saat saya akan hidup di alam seperti ini. Tekad untuk memiliki lahan besar yang mampu mengintegrasikan peternakan-perikanan-pertanian....Ya Allah, mudahkan cita2 ini...jadikan berkah dan manfaat.
Hei...melamun...kembali ke realita. Jam 11 kita sampai disebuah desa Ciampea, peternakan kambing dan domba milik Mas Yogi, anak muda yang masih kuliah di IPB Bogor...tapi sudah 3 tahun berkecimpung di dunia peternakan. Hebat...salut Mas Yogi.
Lama kita mengobrol, berbagi ilmu - pengalaman - dan kiat2 teknis di lapangan....mudah-mudahan kami bisa jadi mitra yang baik nantinya.
Beberapa catatan ringan seputar kandang ternak domba :
- tinggi kandang dari tanah sekitar 1 meter
- hati2 dengan rayap yang akan memakan tiang2 penyangga.
- optimalkan kayu yang ada disekitar, agar lebih efisien
- bambu cukup murah dan kuat
- alas kandang dari bambu yang dibelah, dibuat sejajar yang memudahkan pembersihan
- atap yang cukup tinggi agar sirkulasi udara baik
- tempat pakan jangan terlalu rendah, agar domba tidak menunduk saat makan
- pintu kandang harus kuat dan fleksibel agar mudah dibuka tutup
- bawah kandang harus mempertimbangkan pengumpulan kotoran (mudah, kering,...kalau bisa)
- atap kandang, pakai asbes juga bisa.
- rumah markas / pengelola ...jangan sampai lupa....harus nyaman, dan aman.

Hmm...itu hanya catatan ringan saja. Maklum, kami ini para pembelajar lapangan...lebih kurang nanti kita cari di buku saja. Alhamdulillah, bersama kami hadir P Yusuf, tukang yang akan mengerjakan proyek kandang kami...bagaimana P Yusuf ? ada pertanyaan ?...."cukup pak, sudah paham...begitu jawabnya, mantap"

Terimakasih Mas Yogi...kami pulang untuk memulai langkah ini. Membangun kandang....

Ya Allah Ya Rabb kami....mudahkan jalan ini. Ridhoi ikhtiar ini....jadikan ini jalan kebaikan bagi kami, jalan yang semakin mendekatkan kami kepada Mu...amin.